'Memastikan Wajib Pajak Tetap Bertahan di Tengah Badai'


 

Epidemi Covid-19 membuat momen peringatan Hari Pajak pada 14 Juli 2020 berasa tidak sama.Ditjen Pajak (DJP) lihat pergolakan ekonomi yang disebabkan oleh epidemi Covid-19 ini menghajar Indonesia seperti satu badai 'perfect storm'. Tidaklah heran bila gaung peranan mengendalikan (regulerend) dari pajak terlihat bertambah mencolok dibanding dengan peranan akseptasi (budgeter) tahun ini.Lalu, bagaimana DJP memaknai Hari Pajak tahun ini? Apa konsentrasi DJP ditengah-tengah epidemi Covid-19? Untuk tahu, DDTCNews berpeluang wawancarai Direktur Penyuluhan, Service, serta Jalinan Warga DJP Hestu Yoga Saksama dengan singkat. Berikut petikannya:

Jenis Ayam Laga Paling Ditakuti

Hari Pajak ialah peristiwa buat kami, internal DJP, untuk mengingat kembali lagi riwayat panjang perpajakan di Indonesia serta ambil pelajaran dari riwayat itu untuk tingkatkan performa administrasi perpajakan.


Tahun ini, peringatan Hari Pajak kita kerjakan di bawah bayang-bayang epidemi Covid-19. Untuk keluarga besar DJP, kami kehilangan beberapa rekanan, saudara seperjuangan kami karena Covid-19. Pasti kami, keluarga besar DJP, bersedih.


Covid-19 sudah benar-benar mengubah skema kerja kami. Ada banyak rintangan baru yang perlu kami menghadapi serta kami ganti jadi peluang untuk lakukan pengembangan. Ini punya pengaruh pada proses usaha DJP, tidak kecuali yang terkait dengan harus pajak.


Peringatan hari pajak ini untuk memperingatkan pada warga mengenai pajak yang oleh pendiri negara ini ditujukan untuk instrumen penting dalam merealisasikan harapan pembangunan negara hingga perlu dimasukkan dalam konstitusi.


Kenapa topik yang diambil tahun ini "Bangun Bersama-sama Pajak dengan Semangat Gotong Royong"?


Bangun bersama-sama mengacu pada panggilan untuk bangun dari keadaan kemerosotan yang sedang kita alami karena epidemi Covid. Tentunya, bangun bersama-sama ini cuma bisa dilaksanakan dengan semangat gotong royong, sama-sama membantu menolong, pundak membahu mengatasi beberapa rintangan serta kendala di keadaan sekarang ini.


Pajak sendiri ialah bentuk gotong royong kita yang memampukan pemerintah mendanai program-program pertolongan sosial, kesehatan, pendidikan, serta keamanan. Kami memperingatkan diri kita serta warga supaya bersama menjaga pemulihan ekonomi nasional. Ini termasuk juga lewat kepatuhan serta kesadaran pajak yang makin tinggi.


Bagaimana kewenangan pastikan efisiensi dari stimulan yang diberi dengan cara masif tahun ini?


Pemberian stimulan pajak dilaksanakan dengan cara berhati-hati serta pro, sesuai mekanisme serta kriteria yang sudah dipastikan. Ini untuk pastikan supaya penerima stimulan ialah mereka yang betul-betul memerlukan stimulan itu.


Untuk pastikan efisiensi, dalam tempo dekat, kami akan lakukan survey untuk ketahui keperluan beberapa aktor usaha. Ini dilaksanakan supaya kami bisa sediakan stimulan yang bertambah pas target serta sesuai dengan keperluan harus pajak.


Di lain sisi, outlook akseptasi pajak negatif. Bagaimana DJP menyaksikannya?


Perkembangan negatif hampir tidak terhindar mengingat keadaan ekonomi yang masih tetap benar-benar melawan, dimana sebagian besar aktor usaha alami kesusahan. Bila disaksikan pada semester I/2020, realisasi pajak (termasuk juga PPh migas) tertera alami kontraksi sampai 12,01%.


Disamping itu, ada pula pelebaran pangkal PPN dari pemajakan produk digital luar negeri yang bisa menjadi sumber akseptasi pajak. Akan tetapi, itu semua memang tidak bisa menyeimbangi pengurangan akseptasi dari sebagian besar bagian yang terpengaruh negatif karena epidemi.


Apakah yang dilaksanakan DJP untuk selalu menyamakan di antara pemberian stimulan serta pengumpulan akseptasi pajak?


Pemberian stimulan pada saat epidemi Covid-19 ini mempunyai tujuan untuk membantu serta memberikan dukungan harus pajak. Dengan begitu, konsentrasi DJP pada sebagian besar aktor usaha serta harus pajak sekarang ini untuk pastikan mereka tetap bertahan ditengah-tengah badai Covid-19.


Dengan adannya pemberian stimulan itu, kami harap usaha mereka dapat makin lama makin sembuh. Situasi ini selanjutnya kelak akan menggerakkan akseptasi pajak di beberapa tahun kedepan.


Bagaimana DJP menyaksikannya serta apa cara yang dilaksanakan?


Literasi pajak memang belum juga sama seperti yang kita harap. Tetapi, bila disaksikan bertambah jauh, ada pertanda positif kesadaran pajak makin bertambah.


Generasi milenial yang perlahan-lahan jadi generasi aktor penting ekonomi Indonesia mempunyai tingkat pendidikan yang baik serta kesadaran pajak yang baik. Mereka kami harap jadi harus pajak yang taat, yang berjiwa gotong royong, serta memberikan dukungan usaha pengumpulan akseptasi pajak yang bertambah maksimal.


Kami terus-terusan lakukan beberapa pekerjaan untuk tingkatkan kesadaran serta kepatuhan pajak, termasuk juga lewat jalan kurikulum resmi. Tetapi, tentunya ini akan memerlukan waktu. Minimal, kami bersama-sama lembaga berkaitan telah mulai membuat dasar untuk kesadaran pajak serta kewarganegaraan yang lebih bagus untuk generasi-generasi kedepan.



Kami mengharap epidemi ini selekasnya berlalu. Karena itu, kami ajak semua warga untuk bergotong royong serta sama-sama membantu. Ini termasuk juga patuhi prosedur kesehatan di ruang umum dengan memakai masker, jaga jarak aman, serta tidak bergabung, ditambah lagi di ruang.


Makin cepat kita hentikan penebaran Covid-19, makin cepat kita bisa buka beberapa sektor usaha kita serta kerja mengembalikan ekonomi. (kaw)


Postingan populer dari blog ini

tell valid health information from pseudoscience

From the land to the lab

From warp drives to waves